Reaksi Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom /
molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan di bagian orbital yang terluar
serta mampu berdiri sendiri. Pada umumnya mekanisme reaksi radikal bebas dalam
tubuh terjadi dengan cepat bersama atom yang lain untuk mengisi orbital
yang kosong. Simbol penulisan radikal bebas adalah berupa titik yang terdapat
di penulisan atom / molekul.
Pengertian Reactive
Oxygen Species (ROS) adalah radikal bebas yang berupa oksigen dan turunannya
yang sangat reaktif. Radikal bebas tersebut dapat menyebabkan kerusakan
oksidatif terhadap molekul protein, DNA, lemak membran sel, dan komponen sel
atau jaringan yang lain, oleh karena itu Reactive Oxygen Species (ROS) memiliki
satu atau lebih atom yang tidak berpasangan. Reactive Oxygen Species (ROS)
dihasilkan pada saat terjadinya metabolisme oksidatif dalam tubuh seperti
proses oksidasi makanan menjadi energi.
A.
Mekanisme Radikal Bebas dalam Tubuh dan Pembentukan ROS
ROS memiliki kecenderungan memperoleh
elektron dari substansi lain yang menjadikan radikal bebas bersifat reaktif.
Pembentukan ROS melalui langkah-langkah reduksi oksigen tunggal menjadi
elektron yang terjadi di sitokrom oksidase mitokondria (Gambar 1). ROS yang
dihasilkan adalah superoksida (O2-•), hidrogen peroksida (H2O2), dan radikal
hidroksil (OH•). Pembentukan ROS dipengaruhi oleh sel yang mengalami
perandangan, cedera, dan infeksi oleh bakteri maupun virus. Hal ini dapat
menyebabkan stres oksidatif yang berpengaruh terhadap kerusakan sel maupun
jaringan .
Gambar 1. Pembentukan elektron di sitokrom oksidase
mitokondria (• = radikal bebas).
Proses mekanisme pembentukan radikal bebas
dalam tubuh juga dapat terbentuk pada saat olah raga atau latihan otot maupun
adanya jaringan yang mengalami iskemik-reperfusi. Terbentuknya radikal bebas
utamnya dihasilkan oleh otot rangka pada saat berkontraksi. Ketika melakukan
olah raga atau latihan fisik, maka kebutuhan oksigen akan mengalami peningkatan
dengan cepat. Kebutuhan oksigen selama latihan fisik mampu meningkat sekitar
100–200 kali jika dibandingkan ketika sedang istirahat.
Sewaktu terjadi fosforilasi oksidatif dalam
mitokondria, maka oksigen akan direduksi pada tahapan transpor elektron di organel
mitokondria untuk mengkonversi adenosin trifosfat (ATP) dan air. Pada
saat proses inilah kurang lebih molekul oksigen sebanyak 2% mampu berikatan
dengan elektron tunggal yang terlepas dari karier elektron pada rantai
respirasi pernafasan sehingga akan membentuk radikal superoksida. Secara
beruntun, radikal superoksida akan membentuk hidrogen peroksida dan
hidroksil reaktif seperti yang tertera pada gambar.
B.
Mekanisme
Reaksi Radikal Bebas dan Anti Oksidan
Reactive
Oxygen Species (ROS)
atau jika diterjemahkan yakni senyawa oksigen reaktif pada umumnya dihasilkan
dalam jumlah yang seimbang. Secara normal, fungsi ROS berperan sebagai fungsi
biologis antara lain sel darah putih memproduksi H2O2 untuk menghancurkan
beberapa mikroba seperti bakteri dan jamur dan regulasi pertumbuhan sel yang
tidak menyerang sasaran spesifik.
Ada dua cara yang
digunakan untuk menulis rumus radikal bebas, yaitu:
1)
Dengan cara rumus Lewis, yakni
dengan menggambarkan semua elektron pada atom, baik yang berpasangan maupun
tidak dengan lambang berupa titik.
2)
Dengan hanya menuliskan elektron yang tidak
berpasangan dengan lambang titik. Lambang ini lazim dipakai pada penulisan
reaksi radikal bebas.
Contoh : Cl• , RO•, RN•
Contoh : Cl• , RO•, RN•
Pada
dasarnya, secara alami di seluruh tubuh telah dibentuk scavenger enzyme
yang berfungsi untuk membersihkan reactive oxygen spesies (ROS) atau radikal
bebas. Mekanisme kerja enzim ini adalah mengoksidasi ROS. Tubuh juga
diperlengkapi dengan sistem pertahanan untuk menetralisir radikal bebas seperti
enzim Superoxide Dismutase (SOD) yang berada di dalam mitokondria serta
sitosol; Glutathione Peroxidase (GPX); katalase; dan Glutathione reductase.
Dalam kepustakaan
kedokteran pengertian oksidan dan radikal bebas (free radicals) sering dibaurkan karena keduanya memiliki
sifat-sifat yang mirip. Aktivitas kedua jenis senyawa ini sering menghasilkan
akibat yang sama walaupun prosesnya berbeda. Sebagai contoh perhatikan dampak H2O2
(hidrogen peroksida) dan radikal bebas ·OH (radikal hidroksil)
terhadap glutation (GSH) :
a. H2O2 :
GSH + H2O2 ¾® GSSG
+ 2H2O
b.·OH :
GSH + ·OH ¾® H2O + GS· (radikal
glutation)
GS· + GS· ¾® GSSG
Walaupun ada kemiripan
dalam sifat-sifatnya namun dipandang dari sudut ilmu kimia, keduanya harus
dibedakan. Oksidan, dalam pengertian
ilmu kimia, adalah senyawa penerima elektron, (electron acceptor),
yaitu senyawa-senyawa yang dapat menarik elektron. Ion ferri (Fe+++),
misalnya, adalah suatu oksidan :
Fe+++ +
e- ¾® Fe++
Sebaliknya, dalam pengertian ilmu
kimia, radikal bebas adalah atom
atau molekul (kumpulan atom) yang memiliki elektron yang tak berpasangan (unpaired electron). Sebagai contoh marilah
kita perhatikan molekul air (H2O). Ikatan atom oksigen dengan
hidrogen merupakan ikatan kovalen, yaitu ikatan kimia yang timbul karena sepasang
elektron dimiliki bersama (share)
oleh dua atom :
Atom hidrogen : ·H
· ·
· · ¾
Atom oksigen : ·O· dan H2O :
H:O :H atau H– O –H
· ·
· · ¾
Bila terdapat sumber energi yang cukup besar, misalnya radiasi, molekul
air dapat mengalami pembelahan homolitik (homolytical
cleavage ) :
· ·
· ·
H:O:H
¾® H· + ·O-H
· · · ·
atom H radikal hidroksil
Atom H ( ·H)
memiliki elektron yang tak berpasangan sehingga dapat pula dianggap
sebagai radikal.. Molekul air dapat pula mengalami pembelahan jenis lain, yaitu
pembelahan heterolitik (heterolytical
cleavage )
· ·:
H:O:H
¾® H+ + :O
-H-
· ·
ion H
ion hidroksil
Dalam hal ini, yang terbentuk bukanlah radikal tetapi ion-ion, sehingga
proses tersebut dinamakan ionisasi. Untuk ionisasi molekul air tak diperlukan
masukan energi yang besar, sehingga dalam keadaan “biasa” air mengalami
ionisasi.
Elektron yang tak berpasangan cenderung untuk membentuk
pasangan, dan ini terjadi dengan menarik
elektron dari senyawa lain
sehingga terbentuk radikal baru :
X:H + ·O-H ¾® X· +
H-O-H
Dari contoh
diatas jelaslah bahwa radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu :
1. Reaktivitas tinggi,
karena kecenderungan menarik elektron.
2. Dapat mengubah suatu
molekul menjadi suatu radikal
Radikal bebas lebih berbahaya
dibanding dengan oksidan yang bukan radikal. Hal ini disebabkan oleh kedua
sifat radikal bebas diatas, yaitu reaktifitas yang tinggi dan kecenderungannya
membentuk radikal baru, yang pada gilirannya apabila menjumpai molekul lain
akan membentuk radikal baru lagi, sehingga terjadilah rantai reaksi (chain reaction) Reaksi rantai tersebut
baru berhenti apabila radikal bebas tersebut dapat diredam (quenched). Contohnya ialah reaksi
radikal hidroksil dengan glutation yang telah dibahas diatas.. Reaksi akan
berhenti karena dua radikal glutation (GS·) akan bereaksi
membentuk glutation teroksidasi (GSSG). Seluruh reaksi radikal bebas dapat
dijabarkan menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu :
1. tahap inisiasi
2. tahap propagasi
3. tahap terminasi
Sebagai contoh
marilah kita perhatikan reaksi-reaksi yang menyangkut reaksi radikal hidroksil
sebagai berikut :
1. Tahap inisiasi
Fe++ +
H2O2 ¾® Fe+++ +
OH- + ·OH .
R1-H
+ ·OH ® R1· +
H2O
2. Tahap propagasi :
R2-H +
R1· ® R2· + R1-H
R3-H + R2· ® R3· +
R2-H
3. Tahap terminasi :
R1· + R1· ® R1-R1
R2· + R1· ® R2- R1
R2· + R2· ® R2- R2 dan seterusnya
Dalam
reaksi kimia, radikal bebas sering dituliskan sebagai titik yang ditempatkan
pada simbol atom atau molekul. Contoh penulisan radikal bebas berikut sebagai
hasil dari pemecahan homolitik:
Cl2 → Cl• + Cl•
Mekanisme reaksi
radikal menggunakan panah bermata tunggal untuk menjelaskan pergerakan elektron
tunggal :
Pemutusan homolitik pada pemecahan ikatan digambarkan dengan penarikan satu elektron. Hal ini digunakan untuk membedakan dengan pemutusan heterolitik yang menggunakan anak panah bermata ganda pada umumnya.
Contoh dalam hal
ini adalah reaksi klorinasi metana.
· Inisiasi
Inisiasi adalah tahap pembentukan awal radikal-radikal bebas. Hal ini
menyebabkan jumlah radikal bebas meningkat pesat. Dalam klorinasi metana, tahap
inisiasi adalah pemutusan secara homolitik ikatan Cl-Cl.
Cl2 →
Cl• + Cl•
· Propagasi
Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana jumlah
radikal bebas akan tetap sama. Setelah terbentuk, radikal bebas klor akan
menjalani sederetan reaksi. Tahap propagasi yang pertama adalah radikal bebas
klor yang merebut sebuah atom hidrogen dari dalam molekul metana, menghasilkan
radikal bebas metil dan HCl.
Cl• + H:CH3
+ 1 kkal/mol → H:Cl + •CH3
Radikal bebas metil juga sangat reaktif. Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil merebut sebuah atom klor dari dalam molekul Cl2.
· Terminasi
Terminasi adalah reaksi yang berujung
pada turunnya jumlah radikal bebas. Umumnya, penurunan ini diakibatkan oleh
adanya penggabungan radikal bebas yang masih tersisa.
Cl• + •CH3 → CH3Cl
Cl• + •CH3 → CH3Cl
Daya perusak radikal
bebas dengan demikian jauh lebih besar dibandingkan dengan oksidan biasa. Karena
reaktifitasnya yang tinggi, radikal bebas tak stabil dan berumur sangat pendek
sehingga sulit dideteksi kecuali dengan metoda-metoda khusus seperti pengukuran EPR (Electron Paramagnetic Resonance ).
Walaupun reaktifitas
radikal bebas pada umumnya cukup tinggi sehingga berumur pendek, namun ada
beberapa jenis radikal bebas yang relatif stabil. Salah satu contoh adalah
radikal bebas vitamin E. Berkat struktur molekulnya yang memungkinkan
terjadinya resonansi, radikal vitamin E tak perlu reaktif, sehingga dapat
berfungsi sebagai peredam (quencer).
C. Stabilitas radikal bebas
Radikal bebas mempunyai elektron yang tak berpasangan. Dengan demikian
radikal bebas sangat reaktif terhadap senyawa lain atau terhadap jenisnya
sendiri. Walaunpun demikian, ada sejumlah radikal bebas yang mempunyai
"umur" yang panjang karena kestabilannya, yang dikategorikan sebagai
berikut:
· Radikal Stabil
Contoh utama radikal stabil adalah dioksigen
molekular (O2) dan nitrat oksida (NO). Radikal organik dapat berumur
panjang karena terbentuk pada sebuah sistem π terkonjugasi. Contohnya yaitu
radikal turunan α-tokoferol (vitamin E). Berikut adalah struktur radikal
tokoferol:
Ada juga contoh radikal tiazil, yang mana mempunyai reaktivitas yang rendah dan stabilitas termodinamika yang tinggi dengan stabilisasi resonansi π yang terbatas.
· Radikal Kokoh
Radikal kokoh adalah radikal yang berumur panjang karena kepenuhsesakan
sterik di sekeliling pusat radikal yang mana secara fisik sukar untuk bereaksi
dengan molekul lain. Sebagai contoh adalah radikal trifenilmetil Gomberg, garam
Fremy (kalium nitrosodisulfonat, (KSO3)2NO·), nitroksida
(rumus umum R2NO·) seperti nitronil nitroksida dan azefenilenil
serta radikal yang diturunkan dari PTM atau TTM. Radikal kokoh dihasilkan dalam
jumlah yang besar selama pembakaran. Radikal jenis ini menyebabkan tekanan
oksidatif yang berakibat pada penyakit jantung dan mungkin juga kanker.
· Diradikal
Diradikal adalah molekul yang mengandung dua pusat radikal. Radikal yang
mempunyai banyak pusat dapat membentuk molekul. Oksigen atmosferik secara alami
membentuk diradikal dan dalam keadaan ground state sebagai oksigen
triplet. Reaktivitas yang rendah dari oksigen atmosferik adalah karena keadaan
diradikalnya. Keadaan nonradikal dioksigen kurang stabil daripada diradikal.
Stabilitas relatif oksigen diradikal diakibatkan adanya spin terlarang pada
transisi triplet yang dibutuhkan untuk mengambil elektron (mengoksidasi).
Keadaan diradikal oksigen juga berakibat pada sifat paramagnetik, yang dapat
dibuktikan dengan adanya gaya tarik menarik terhadap magnet eksternal.
Reaktivitas Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan senyawa yang terkenal sangat reaktif
karena mempunyai elektron menyendiri atau tak berpasangan. Intermediet radikal
alkil distbilkan oleh proses fisika yang hampir sama dengan karbokation.
Semakin tinggi tingkat subsitusi alkil, maka stabilitas radikal alkil juga
semakin tinggi. Dengan demikian, pembentukan radikal tersier (R3C·)
lebih mudah daripada radikal sekunder (R2HC·), dan jauh lebih mudah
daripada radikal primer (RH2C·). Maka radikal yang terletak di sisi
gugus fungsi seperti karbonil, nitril, dan eter akan lebih stabil daripada
radikal alkil tersier.
Radikal dapat menyerang ikatan rangkap. Walaupun demikian, tidak seperti ion yang serupa, beberapa reaksi radikal tidak dilangsungkan oleh interaksi elektrostatik. Sebagai contoh, reaktivitas ion nukleofilik dengan senyawa α,β-tak jenuh (C=C–C=O) dilangsungkan oleh penarikan elektron oksigen, yang menghasilkan muatan positif parsial pada karbon karbonil. Ada dua buah reaksi yang teramati pada kasus ionik. Yang pertama karbonil diserang dalam adisi langsung pada karbonil atau gugus vinil diserang langsung dalam adisi konjugasi. Yang kedua, muatan nukleofil diambil oleh oksigen. Radikal mengadisi secara cepat ikatan rangkap, dan menghasilkan karbonil α-radikal yang relatif stabil.
Pada reaksi intramolekular, kendali yang tepat dapat dicapai untuk menghindari reaktivitas radikal yang ekstrim.
Permasalahan :
mengapa pada molekul radikal bebas ketika kehilangan elektron menyebabkan molekul tersebut menjadi tidak stabil?
mengapa pada molekul radikal bebas ketika kehilangan elektron menyebabkan molekul tersebut menjadi tidak stabil?
Mengapa Secara beruntun, radikal superoksida akan membentuk hidrogen peroksida dan hidroksil reaktif ?
BalasHapusKarena Sewaktu terjadi fosforilasi oksidatif dalam mitokondria, maka oksigen akan direduksi pada tahapan transpor elektron di organel mitokondria untuk mengkonversi adenosin trifosfat (ATP) dan air. Pada saat proses inilah kurang lebih molekul oksigen sebanyak 2% mampu berikatan dengan elektron tunggal yang terlepas dari karier elektron pada rantai respirasi pernafasan sehingga akan membentuk radikal superoksida.
HapusTolong berikan penjelasan mengenai radikal yang dapat menyerang ikatan rangkap, beserta contohnya. Terima kasih
BalasHapusReaksi ini hanya terjadi hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Contoh reaksi adisi adalah reaksi antara etena dengan gas klorin membentuk 1,2-dikloroetana.
HapusDalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX). Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
tolong sebutkan sifat sifat yang mirip antara
BalasHapusoksidan dan radikal bebas?
Radikal bebas (oksidan) dan antioksidan adalah istilah yang sering kali kita dengar, tapi banyak orang yang mungkin tidak mengetahui apa arti yang sebenarnya dari radikal bebas itu.
HapusSebetulnya radikal bebas atau sering disebut oksidan merupakan molekul-molekul yang sangat reaktif di dalam tubuh dan pada hakekatnya dapat merusak bio molekul penting di dalam sel-sel, termasuk DNA. Hal ini merupakan penyebab utama penyakit fatal seperti serangan jantung, kanker hingga penuaan dini.
Berdasarkan penelitian ilmuwan Moses Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil di dalam sel, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya, yang biasanya “dicuri” dari sel tubuh lain. Hal inilah yang merusak sel-sel tubuh, sehingga berujung pada penuaan dini.
Radikal bebas yang bersifat reaktif tersebut juga dapat menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat. Gawatnya lagi, jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah.
Zat anti oksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif yang tinggi dan secara alami ada didalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di dalam tubuh. Radikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays, dan ozon. Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga mempercepat proses penuaan.
Radikal bebas tersebut dapat menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap molekul protein, DNA, lemak membran sel, dan komponen sel atau jaringan yang lain.jelaskan kenapa hal itu bisa terjadi ?
BalasHapusRadikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays, dan ozon. Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga mempercepat proses penuaan.
HapusBagaimana radikal yang terjadi pada molekul khlor beserta langkah-langkahnya ?
BalasHapusMekanisme klorinasi metana dengan persamaan reaksi berikut yang dapat terimbas cahaya maupun terimbas panas. Mekanismenya adalah sebagai berikut Inisiasi
HapusCl – Cl → 2Cl-
1. Propagasi
Selanjutnya radikal Cl- pada inisiasi akan menghasilkan sederet reaksi pertumbuhan sebagai berikut:
Cl- + H – CH3 → H3C + H – Cl
H3C + Cl – Cl → CH3Cl + Cl-
H3C + Cl – Cl → CH2Cl2 + Cl
Dan seterusnya membentuk CHCl3 dan CCl4
2. Terminasi
Daur propagasi akan terputus pada terminasi dengan terjadinya reaksi penggabungan (cooping)
Cl + H3C → CH3 – Cl
H3C + H3C → CH3 – CH3